JOMBANG - Mengaji kitab kuning dan menghafal Al-Qur'an, jadi aktivitas rutin para santri di Asrama Sunan Bonang Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif selama bulan Ramadan. Rupanya, kegiatan dimaksud jadi referensi para santri mengisi waktu ngabuburit menjelang buka puasa.
Pengasuh Asrama Sunan Bonang Muhammad Jauharul Afif mengatakan bahwa, kegiatan dimaksud sudah jadi kegiatan rutin para santri setempat selama bulan Ramadan. Hal ini dilakukan menurutnya, agar bisa memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan.
"Kegiatan ini sudah menjadi budaya atau tradisi santri, selama bulan Ramadan. Akan tetapi kalau kenapa ngaji kitab tafsir ini, karena menyesuaikan dengan asrama di sini kan Tahfidz. Jadi kami mengajak para santri untuk ngaji kitab kuning yang masih berkaitan dengan ilmu di dalam Al-Qur'an, " ujar pria akrab disapa Gus Afif kepada awak media pada Rabu (7/4/2022).
Tak hanya kala sore hari saja, melainkan kata Gus Afif para santri juga mengaji kitab kuning dan Al-Qur'an dimulai sejak pagi, sore dan malam hari. Kendati demikian, para dipastikan Gus Afif tidak lengah dengan menerapkan protokol kesehatan selama pengajian dimulai secara terbuka.
"Pagi dan sore itu ngaji kitab, disamping ngaji kitab ini juga para santri kami tetap imbau untuk tetap mengaji dan menghafal Al-Qur'an. Karena saat malam hari setelah taraweh itu, ada kegiatan setoran hafalan Alquran, " jelasnya saat ditemui di asrama Sunan Bonang Ponpes Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang ini.
Baca juga:
Memaknai Kehidupan Melalui Nuzulul Qur’an
|
Sementara itu pihaknya berupaya agar, para santri tulus dan serius dalam melakukan kegiatan positif tersebut. Karena harapannya dikatakan, agar para santri ini paham dan tidak lepas dari ahlussunah wal jamaah.
"Dari ini saya berharap ketika santri sudah keluar dari pesantren, selain agar menjadi manfaat bagi masyarakat, juga berharap agar secara aqidah pemikirannya tidak keluar dari ahlussunah wal jamaah. Tapi disamping itu juga, urusan duniawi tetap jangan sampai ditinggalkan, mungkin begitu saja, " pungkasnya.
Berada di lokasi, tampak sekitar 50 an santri putra dan putri di asrama ini menyambut senang ketika hendak ngabuburit dengan mengaji kitab kuning. Alunan nadhzoman bertanda pengajian akan dimulai, terdengar jelas sekitar pukul 16.00 WIB.
Para santri pun bergegas menuju tempat pengajian dengan berpakaian rapi dan sopan. Disamping itu, kitab kuning dan alat tulis yang akan digunakan untuk memaknai jadi barang penting bawaannya. Tak selang kemudian, nadhzoman itupun tak terdengar lagi. Bertanda sang Kiai atau Gus yang hendak mengajari hadir di tempat yang disediakan dengan bersih dan rapi.
Selama pengajian berlangsung, para santri tampak fokus memaknai arti dari isi kitab tersebut dengan menggunakan tulisan arab pego. Sementara sang pengajar, dengan pelan memaknai dan menjelaskan makna yang tersirat dalam kitab dimaksud.
Salah satu santriwati setempat, Bunga Sahira (19) turut mengaku senang mengisi ngabuburit dengan mengaji kitab dan menghafal Al-Qur'an. Karena dikatakan Bunga, menjadi Hafidzah, jadi harapannya.
"Alhamdulillah senang, mengisi kegiatan positif seperti ngaji kitab dan hafalan Alquran di bulan Ramadan ini. Karena memang pingin banget menghafal Al-Qur'an dari dulu, tapi memang rata-rata kalau bulan puasa, kegiatan santri itu ya begini, " jelasnya saat diwawancarai.
Lanjut Bunga, dari memaknai dan memahami kitab kuning itu bisa memperluas ilmu pengetahuannya. Sementara dari menghafal Al-Qur'an, diharapkan agar kehidupannya selalu diberikan ketenangan.
"Ya dengan belajar kitab surat Yasin ini, bisa memperluas ilmu pengetahuan kita. Kalau Al-Qur'an, agar selamat dan kehidupan selalu diberikan ketenangan, " imbuhnya memungkasi. (Hasan)
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Allah, Menteri Agama
|